Teori Organisasi Umum 2, Tulisan Kelompok (Sahid Prasetyo, 16110328, 2KA26)

on Sabtu, 30 Juni 2012
FINANSIAL

 BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Keuangan atau finansial mempelajari bagaimana individu, bisnis, dan organisasi meningkatkan, mengalokasi, dan menggunakan sumber daya moneter sejalan dengan waktu, dan juga menghitung risiko dalam menjalankan proyek mereka. Istilah keuangan dapat berarti:
  • Ilmu keuangan dan asset lainnya
  • Manajemen asset tersebut
  • Menghitung dan mengatur risiko proyek
Fungsi keuangan bertujuan untuk mengatur pencarian sumber – sumber dana yang dibutuhkan bagi perusahaan dan kemudian mengatur penggunaan dari dana yang telah diperolehnya itu. Sumber dana yang dibutuhkan dapat diperoleh dari berbagai sumber, baik sumber dana intern yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri maupun sumber dana ekstern yang berasal dari luar perusahaan itu sendiri.
Tetapi dibalik semua pengertian dan fungsi dari keuangan, ternyata terdapat masalah yang harus dihadapi. Baik itu untuk individu, bisnis, ataupun organisasi. Seperti kebijakan keuangan, inflasi, dan hutang luar negeri.
Oleh karena itu, kami dari kelompok 1 ingin membahas tentang permasalahan finansial dari organisasi perusahaan. Organisasi Perusahaan yang kami ambil untuk dijadikan contoh adalah perusahaan Negara yaitu Pertamina.
1.2 Permasalahan
            Permasalahan yang dapat dirumuskan adalah:
            1.2.1 Pengaruh Inflasi terhadap PT. Pertamina
            1.2.2 Pengaruh Hutang Luar Negeri Indonesia terhadap PT. Pertamina
            1.2.3 Kebijakan Uang yang digunakan oleh PT. Pertamina

BAB 2
PERMASALAHAN
2.1 Data dan Contoh Permasalahan
            2.1.1 Inflasi
            Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.
Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu inflasi ringan, sedang, berat, dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka 10% setahun; inflasi sedang antara 10%—30% setahun; berat antara 30%—100% setahun; dan hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100% setahun.
            2.1.2 Pengaruh Inflasi terhadap PT. Pertamina
Apabila harga minyak dunia naik, otomatis subsidi untuk BBM dan pendapatan migas pun akan naik. pemerintah tidak bisa secara terus menerus meningkatkan subsidi BBM karena akan memperlebar defisit fiskal negara. maka dari itu, ditawarkan berbagai solusi utk menanggulangi kenaikan harga minyak dunia seperti misalnya: menyediakan converter kit utk mengkonversi bensin menjadi gas, menggalakkan bahan bakar biofuel, menaikkan harga BBM, atau berbagai kebijakan lainnya. nah setelah dihitung2, kebijakan yang paling 'murah' adalah meningkatkan harga BBM. nah kenaikan harga BBM ini jelas memberi efek domino pada perekonomian.

            Kenaikan harga BBM memberi efek domino pada roda perekonomian. Hal tersebut logis mengingat peningkatan harga BBM dapat meningkatkan biaya produksi pabrik/manufaktur menjadi lebih mahal dan tentu saja hal tersebut dapat berdampak pada peningkatan harga jual ke konsumen. Pada akhirnya terjadi peningkatan inflasi akibat bertambahnya uang beredar di masyarakat. Bagi perekonomian, peningkatan inflasi tidak baik karena inflasi yang tinggi akan menyebabkan nilai mata uang dalam negeri menjadi melemah.
Selanjutnya, daya beli masyarakat akan turun, khususnya masyarakat berpenghasilan rendah dan miskin. Di sisi lain, bila pemerintah tidak menaikkan harga BBM bersubsidi, maka kenaikan jumlah konsumsi BBM tiap tahun akan menambah beban subsidi BBM dalam APBN dan pada akhirnya akan menambah defisit APBN.

            Bila ditinjau dari perekonomian mikro, peningkatan ongkos produksi perusahaan jelas membuat kas perusahaan menjadi semakin tipis dan alokasi anggaran untuk meng-hire banyak tenaga kerja semakin menurun. Konsekuensi terburuk yakni PHK massal yang tidak mungkin dapat dielakkan. Pada kelanjutannya, pertumbuhan ekonomi pun akan tersendat akibat penurunan produktivitas tenaga kerja.
2.1.3 Hutang Luar Negeri
Pembangunan ekonomi merupakan tahapan proses yang mutlak dilakukan oleh suatu bangsa untuk dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan seluruhrakyat bangsa tersebut. Pembangunan ekonomi suatu negara tidak dapat hanya dilakukan dengan berbekal tekad yang membaja dari seluruh rakyatnya untuk membanngun, tetapi lebih dari itu harus didukung pula oleh ketersediaan sumberdaya ekonomi, baik sumberdaya alam; sumberdaya manusia; dan sumberdaya modal, yang produktif. Dengan kata lain, tanpa adanya daya dukung yang cukup kuat dari sumberdaya ekonomi yang produktif. Maka pembangunan ekonomi mustahil dapat dilaksanakan dengan baik dan memuaskan. Adapun kepemilikan terhadap sumberdaya ekonomi ini oleh negara-nagara dunia ketiga tidaklah sama. Ada negara yang memiliki kelimpahan pada jenis sumberdaya ekonomi tertentu, ada pula yang kekurangan.
Pada banyak negara dunia ketiga, yang umumnya memilki tingkat kesejahteraan rakyat yang relatif masih rendah, mempertinggi tingkat pertumbuhan ekonomi memang sangat mutlak diperlukan untuk mengejar ketertinggalan di bidang ekonomi dari negara-negara industri maju. Oleh karena masih relatif lemahnya kemanpuan partisipasi swasta domestik dalam pembangunan ekonomi, mengharuskan pemerintah untuk mengambil peran sebagai motor penggerak pembangunan ekonomi nasional.
Seolah-olah segala upaya dan strategi pembangunan difokuskan oleh pemerintah untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi dari tahun ke tahun. Sehingga seringkali hal tersebut dilakukan melebihi kemampuan dan daya dukung sumberdaya ekonomi didalam negeri yang tersedia pada waktu itu. Akibatnya, pemerintah negara-negara tersebut harus mendatangkan sumberdaya ekonomidari luar negara-nagara lain untuk dapat memberikan dukungan yang cukup bagi pelaksanaan program pembangunan ekonomi nasionalnya. Dengan dukungan sumberdaya ekonomi dari luar negara tersebut, maka bukanlah sesuatu yang mustahil, apabila di beberapa nagara dunia ketiga atau negara yang sedang berkembang, laju pertumbuhan ekonomi dapat melebihi laju pertumbuhan ekonomi negara-negara industri maju.
Sumberdaya modal merupakan sumberdaya ekonomi yang paling sering didatangkan oleh pemerintah negara-negara sedang berkembang untukmendukung pembangunan nasionalnya. Hal ini terjadi karena adanya keterbatasan sumberdaya modal dalam negeri. Sumberdaya modal didatangkan dari luar negeri, yang umunya dari negara-negara industri maju, ini wujudnya bisa beragam, seperti penanaman modal asing (direct invesment), berbagai bentuk investasi portofolio (portofolio invesment) dan pinjaman luar negeri. Dantidak semuanya diberikan sebagai bantuan yang sifatnya cuma-cuma (gratis). Tetapi dengan berbagai konsekuensi baik yang bersifat komersil maupun politis.
Pada satu sisi, datangnya modal dari luar negeri tersebut dapat digunakan untukmendukung program pembangunan nasional pemerintah, sehingga targetpertumbuhan ekonomi nasional dan peningkatan pendapatan per kapitas masyarakat meningkat. Tetapi pada sisi lain, diterimanya modal asing tersebutdapat menimbulkan berbagai masalah dalam jangka panjang, baik ekonomimaupun politik, bahkan pada beberapa negara-negara yang sedang berkembang menjadi beban yang seolah-olah tak terlepaskan, yang justru menyebabkan berkurangnya tingkat kesejahteraan rakyatnya,  
  2.1.4 Pengaruh Hutang Luar Negeri Indonesia terhadap PT. Pertamina
Windu Hernowo melakukan perhitungan yang cukup jelas terhadap harga BBM yang seharusnya ditetapkan. Seharusnya pemerintah memberlakukan BBM sesuai perhitungan mixing price. Harga Internasional minyak mentah saat ini memang sangat tinggi. Berdasarkan data  harga minyak dunia untuk brent crude oil 124.12 USD. Sedangkan biaya produksi di Indonesia rata-rata antara 3 USD- 14.0 USD. Seharusnya harga BBM volume impor saja yang ditanggung rakyat dan  untuk BBM produksi nasional cukuplah production cost plus refinery cost plus biaya distribusi nasional.
Contoh biaya produksi termahal USD 14.0. Dengan total Produksi 908 ribu bpd. Bila 1 barrel =159 liter (tepatnya 158,987 liter), maka total produksi per hari adalah144,372,000 liter per hari. Adapun total kebutuhan nasional saat ini mencapai 56 juta kl per tahun atau  157,303.37  kl per hari yang setara dengan 989.330 barrel/hari. Sehingga kekurangannya adalah (908.000-989,330) barrel = (81,330) barrel. Sehingga untuk harga mix price menjadi = {(908,000 x USD 14.0)+(81,330xUSD 124)}/(908,000+81,330) = USD 23.05
Seharusnya yang digunakan sebagai patokan perhitungan Cost Recovery atau harga adalah harga dasar USD  23.05/bbl, BUKAN harga Internasional yang USD. 124/bbl. (bbl=barrel). Dengan demikian harga BBM untuk rakyat menjadi murah dan terjangkau. Hal ini akan menyebabkan semua kebutuhan asyarakat mulai dari cabe dan bahan pangan lainnya, material bangunan  hingga harga energi listrik menjadi murah
           
2.1.5 Kebijakan Uang
ICoFR atau Laporan Keuangan Audited Tepat Waktu?
Program Konvergensi IFRS dan Program Pengembangan IcoFR. Kebutuhan untuk menjadi perusahaan kelas dunia mengantarkan Pertamina kepada suatu semangat untuk terus menjangkau dan patuh pada standar kelas dunia. Di samping dari sector bisnis hulu dan hilir yang terus mengejar performance, pada sektor support Pertamina juga melakukan recharge, seperti yang terjadi di fungsi HR, HSE dan Keuangan.
Terobosan untuk mendapatkan kepercayaan investor dunia telah berhasil dilakukan, dan dengan bangga Pertamina mulai dapat tampil di pentas investasi dunia. Saat ini tidak ada batasan bagi dunia untuk dapat melihat, menilai dan membuat keputusan ekonomis terkait kepentingan investasi pada Pertamina. Stakeholders membutuhkan Pertamina untuk full disclosure atas seluruh kegiatannya yang direfleksikan dalam laporan keuangan. Untuk itu, manajemen diwajibkan untuk dapat memberikan informasi laporan keuangan yang dapat dipercaya dan diandalkan setiap saat.
Untuk mencapai cita-cita menjadikan laporan keuangan Pertamina dapat dipercaya dan diandalkan oleh seluruh pelaku investasi dunia serta stakeholders lainnya, maka beberapa prakarsa telah dilakukan, yaitu program konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) dan Program Pengembangan Internal Control over Financial Reporting (ICoFR). Konvergensi IFRS menjadi demikian penting dan hal ini dilatarbelakangi oleh komitmen Indonesia dalam forum negara G-20. Komitmen Indonesia adalah ikut memberlakukan Standar Akuntansi Keuangan berbasis IFRS, dan pada tahun 2012, Pertamina diharapkan telah comply secara keseluruhan pada IFRS.
Tidak cukup dengan prakarsa konvergensi IFRS, stakeholders perlu diyakinkan bahwa semua proses bisnis Pertamina telah memiliki kontrol yang efektif. Proses bisnis dan kontrol tersebut akan menunjang penyajian laporan keuangan yang konvergen dengan IFRS. Oleh karenanya prakarsa Program Pengembangan ICoFR sangat penting dan sebagai faktor penunjang implementasi IFRS.
Pertamina bukannya tidak memiliki kebijakan dan prosedur dalam rangka mengendalikan penyusunan laporan keuangan, namun design dan implementasi yang tidak tepat dalam control menjadikan kontrol tidak efektif, perlu kerja keras untuk meyakinkan figur yang lahir dari proses yang salah klasifikasi, salah kalkulasi atau salah saji lainnya. Produk dari proses tersebut, oleh auditor eksternal akan menghasilkan. Management Letter yang sangat banyak, salah saji material karena kontrol yang diabaikan. Hal ini membuat fungsi Keuangan bekerja ekstra karena harus membenahi kesalahan penyajian dimana figur salah saji dalam laporan keuangan ini seharusnya bukan merupakan tanggung jawabnya. Budaya kerja yang berpandangan bahwa laporan keuangan hanyalah urusan fungsi keuangan perlu didobrak. Concern terhadap kontrol harus dimiliki oleh setiap Business Process Owner. Proses bisnis Pertamina sudah secara dominan difasilitasi oleh ERP-MySAP, dimana setiap prosesnya harus melalui tahapan yang tegas dan setiap tahapan itu ditanamkan suatu kegiatan pengendalian. Secara substansi, perlu dilakukan recharge atas paradigma pengendalian itu.
Do the right thing at the very beginning. Visi misi untuk menciptakan Pertamina menjadi world class company harus diikuti dengan semangat, gairah dan disiplin agar setiap langkah menjadi penuh keyakinan dan sudah menjadi bagian dari budaya kerja. Sekedar visi dan misi tidaklah cukup, harus ada struktur, sistem dan personel yang competent untuk bisa melaksanakan semua roadmap ICoFR yang telah ditetapkan.
Tuntutan Laporan Keuangan Audited Selesai Tepat Waktu Di sisi lain, tuntutan penyajian laporan keuangan audited yang tepat waktu juga menjadi prioritas utama.
Karena, ketepatan waktu penyajian laporan keuangan audited merupakan kebutuhan pokok bagi stakeholder, sehingga jangan pernah mengabaikan percepatan proses pelaporan keuangan dan tentunya juga kelancaran proses auditnya.
Deadline yang dipatok luar biasa yaitu 31 Maret 2012, laporan keuangan audited tahun buku 2011 sudah harus dihasilkan. Sungguh effort yang luar biasa, dan jika ini berhasil, akan menjadi prestasi yang besar bagi Pertamina. Kembali lagi Pertamina meningkatkan record yang sudah baik dibandingkan tahun kemarin yang sudah diacungi jempol oleh stakeholder.
Kembali lagi kepada urgensi Program Pengembangan ICoFR, akankah program ini menjadikan effort percepatan laporan keuangan audited atau sebaliknya? terganjal dan menjadi program yang anti produktif? Kebimbangan ini beralasan, sebab secara logis, timing dalam roadmap Program Pengembangan ICoFR yang sama dengan timing untuk proses percepatan pelaporan keuangan dan auditnya, yaitu utamanya Program Pengembangan ICoFR ini akan melalui periode Januari sampai dengan Maret 2011, dan tentunya akan mempengaruhi kinerja program percepatan proses pelaporan keuangan audited tersebut. Apalagi inisiator program Pengembangan ICoFR ini adalah Internal audit, dimana Standar Profesi Internal audit mengharuskan bersikap independen dan objektif terhadap operasi perusahaan. Dalam program ini Internal audit berperan sebagai champion ICoFR, memberikan advice, memfasilitasi diskusi dan memfasilitasi workshop.
Di lain sisi, peran Internal audit sebagai strategic business partner, ternyata juga telah melakukan assurance and consulting pada pos-pos signifikan pada laporan keuangan, yaitu telah melakukan evaluasi dan perbaikan internal kontrol terkait dengan proses pelaporan keuangan. Menurut auditor eksternal, dalam entry meeting audit interim Oktober 2011 ini, internal audit telah berperan dalam percepatan audit dan telah mengimplementasikan best practice yang dilakukan oleh world class company. Secara intensif, internal audit telah dan akan terus memberikan gambaran mengenai proses
bisnis dan kontrol kontrolnya untuk pos-pos signifikan kepada eksternal auditor, sehingga dapat membantu proses Test of Control dan Test of Detail yang dilakukan oleh auditor eksternal.
Kepuasan auditor eksternal atas efektifitas pengendalian intern akan berpengaruh terhadap keluasan dan kedalaman proses audit, yang tentunya diharapkan proses audit menjadi lebih cepat. Kondisi ini diharapkan akan menghapus sedikit kekhawatiran atas "gangguan ICoFR", apalagi proses auditnya juga dikawal oleh Internal audit, yang tentunya hasilnya merupakan jasa percepatan proses audit dimaksud. Assurance and Consulting ini masih bersifat terbatas, belum mencakup keseluruhan pos-pos signifikan, sehingga hasilnya belum optimal, walaupun mencakup End to End Process. Sedangkan pada Program Pengembangan ICoFR, akan secara komprehensif mencakup seluruh pos-pos signifikan, sehingga seluruh significant risk dan key control akan tergambarkan dan key control akan diefektifkan. Dengan demikian, sudah barang tentu, pertanyaan pada judul di atas akan berubah dengan sendirinya menjadi "Program Pengembangan ICoFR menyelesaikan Laporan Keuangan Audited tepat waktu". Great !!

BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Fungsi keuangan bertujuan untuk mengatur pencarian sumber – sumber dana yang dibutuhkan bagi perusahaan dan kemudian mengatur penggunaan dari dana yang telah diperolehnya itu. Sumber dana yang dibutuhkan dapat diperoleh dari berbagai sumber, baik sumber dana intern yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri maupun sumber dana ekstern yang berasal dari luar perusahaan itu sendiri.
Dalam ilmu ekonomi, suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang adalah pengertian Inflasi. Berarti dalam kata lain inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu.
Bukan hanya inflasi yang menjadi permasalahan di negeri ini tetapi juga pengaruhnya terhadap PT. Pertamina,  pengaruh hutang luar negeri dan bagaimana kebijakan uang yang digunakan oleh pemerintah.



                                                
                                           Daftar Pustaka

http://id.wikipedia.org/wiki/Keuangan

http://qeyty.blogspot.com/2008/10/bab-vii-fungsi-keuangan.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Inflasi

http://www.kaskus.co.id/showthread.php?t=1078547&page=164